Saturday 28 February 2009

Rihana Concert


U.S. pop star Rihanna's Jakarta concert has been canceled for security reasons, the event promoter said Thursday.

"I talked to her tour managers in Singapore yesterday (Wednesday) and they insisted on postponing the concert," promoter Willy Hidayat told The Jakarta Post in a telephone interview.

He said he was told by Rihanna's management team Tuesday that they had become concerned about security in Jakarta after the Australian government updated its travel warning on Indonesia following the executions of the three Bali bombers on Sunday.

The Grammy Award-winning singer, whose popular hits include "Umbrella", "Take A Bow", "Hate That I Love You" and "Don't Stop the Music", performed in Australia before leaving for Singapore. She was then scheduled to continue her tour in Jakarta.

"I have tried to convince them that Jakarta is safe and we will provide tight security but they said they could not ignore the warning," said the promoter, who successfully brought U.S. punk rock band Sum 41 to Jakarta in May.

The concert is expected to be postponed until early next year.

"We are still hoping that we can bring her here," Willy said.

Laborious and costly preparations were underway for Friday's concert, including the rental of a private jet to bring Rihanna from Singapore, along with a security unit on par with those used to escort state officials.

The cancellation of the concert is likely to mean losses worth billions of rupiah, but Willy declined to reveal the amount.

"The tickets were sold out," he said, adding that all customers would be eligible for a full refund.

About 6,000 tickets, priced between Rp 750,000 (US$68) and Rp 2.5 million, had been sold.

Rihanna is the first artist to cancel a concert in Jakarta this year for security reasons.

Last month, U.S. jazz singer Diana Krall, R&B singer Ashanti and rapper Akon performed in Jakarta, under the sponsorship of Java Jazz Production.

Friday 27 February 2009

Bisnis Online PTC

Saat ini berkembang bisnis Online dengan Basic PTC. Hanya dengan meng-klik dan melihat iklan anda disa dibayar. Tentu saja ini bisnis yang sangat menarik. Ada beberapa konten yang menyediakan layanan bisnis ini, tapi tentunya anda harus berhati-hati memilih konten tersebut. Jangan sampai anda menjadi korban scam atau anda tidak dibayar oleh konten tersebut.
Disini kami sediakan beberapa penyedia bicnis online yang sudah terpercaya, baik lokal maupun yang dari luar.
Silakan buka, klik kanan dan pilih Open Link in New Tab/Window agar memudahkan anda membuka situs berikutnya.

Wednesday 25 February 2009

Film Anti Iran Karya Hollywood

By : dzulfikar

A scene from the controversial anti-Iranian Hollywood film 300

A scene from the controversial anti-Iranian Hollywood film '300'

Juru bicara Departemen Luar Negeri Iran, Hassan Qashqavi, mengatakan bahwa Para pembuat film Hollywood telah membuat sebanyak 30 judul film anti-Iran.

“Hollywood memiliki tiga puluh judul film anti-Iran dengan topik permusuhan terhadap sejarah dan identitas Islam Iran,” kata Qashqavi kepada wartawan pada konferensi berita mingguan di Teheran hari Senin.

“Tujuan pembuatan berbagai film tersebut tidak hanya secara langsung menyerang identitas sejarah dan sifat agamis Iran, tetapi juga nilai-nilai sosial Iran termasuk keramahannya, sebagai upaya untuk menunjukkan permusuhan terhadap Republik Islam Iran,” tambahnya.

“Ada beberapa tujuan politik di balik pembuatan sejumlah film dengan dalih karya seni tersebut,” paparnya.

Film anti-Iran Produksi Hollywood yang sangat controversial adalah film ‘300 ‘, yang dibuat oleh Zack Snyder, merupakan satu dari film-film seperti itu. Film “300” telah dikritik keras karena menyajikan data sejarah yang tidak akurat dalam kejadian-kejadian yang ditampilkannya. Bangsa Persia dalam film ini tersebut digambarkan sebagai makhluk jelek dan penuh kekerasan.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyebut film tersebut sebagai sebuah pendistorsiaan sejarah, dan sebagai usaha ‘perang psikologis’ yang dilancarkan Barat untuk menghambat kemajuan Iran.

Banyak sejarawan telah menyebut film Hollywood tersebut sebagai narasi sejarah yang tidak tepat, dengan semata-mata bermotif politis.